Pengenalan Ilmu Sosial Dasar
(ISD)
Ilmu
Sosial Dasar (ISD) merupakan studi analisis atas aneka fenomena sosial
masyarakat dengan segala dinamika dan implikasinya dari sudut pandang kajian
dasar falsafah keilmuan.
Manusia
sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan
manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan
hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan
kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah
hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan
terciptanya berbagai aturan dan
norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Dalam berbagai keterciptaan itulah
ilmu pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan.
Ilmu
Sosial Dasar (ISD) membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya. Hubungan ini
dapat diwujudkan melalui kenyataan
sosial dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik perhatiannya. Dengan
demikian Ilmu Sosial Dasa r memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar
tentang konsep -konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial
agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan
sosial dapat ditingkatkan. Ilmu sosial
bukanlah su atu bidang keahlian ilmu-ilmu sosial tertentu, seperti politik,
antropologi dan sebagainya, tetapi menggunakan pengertian-pengertian yang
berasal dari berbagai bidang ilmu sosial seperti ilmu politik, sosiologi,
sejarah dan sebagainya.
llmu
Sosial Dasar bukan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang
dipadukan,
karena masing-masing sebagai
disiplin ilmu memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak
mungkin dipadukan.
Ilmu
Sosial Dasar juga bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu Sosial
Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengemb
angkan suatu penelitian sebagaimana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu
sosial di atas.
Ilmu Sosial Dasar merupakan
suatu bahan studi atau p rogram
pengerjaan yang khusus
dirancang untuk kepentingan
pendidikan/pengajaran yang di Indonesia diberikan di Perguruan Tinggi. Dengan kata lain, mata kuliah Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam
rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap,
persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat
ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnyaSebelumnya perlu diketahui
bahwasanya sumber dari segala ilmu pengetahuan adalah Philoshopia (filsafat).
Dari filsafat tersebut lahir 3 cabang ilmu pengetahuan, yaitu :
1. Ilmu alamiah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang alam, yang
berhubungan
lingkungan
alam seperti fisika, kimia, biologi,
astronomi, botani dll. Ilmu-ilmu
alamiah
bertujuan
mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
Untuk
mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan
hukum
yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk
menentukan
suatu kualitas.
2. Ilmu Sosial, yaitu ilmu yang mempelajari sosial manusia di
lingkungan sekitar seperti
sosiologi, ekonomi, politik, antropologi sejarah,
psikologi, geogrofi dll. Ilmu-ilmu
sosial
bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam hubungan
antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan
metode ilmiah sebagai pinjaman
dari ilmu-ilmu alamiah.
3. Ilmu budaya, yaitu ilmu yang mempelajari adat istiadat atau
kebiasaan hidup manusia
di
suatu wilayah seperti bahasa, agama,
kesusastraan, kesenian dll. Ilmu budaya
bertujuan
untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan
kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Dalam
perkembangannya, ilmu sosial melahirkan paham studi sosial yang disebut ilmu
pengetahuan
sosial. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata
pelajaran
sosial. Yang termasuk dalam pelajaran IPS yaitu geografi, sejarah,
ekonomi,
sosiologi,
antropologi dll.
Ilmu
Sosial Dasar (ISD) sendiri adalah
gabungan dari disiplin ilmu sosial yang digunakan
dalam pendekatan dan
pemecahan masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar kita. ISD
memberikan dasar – dasar
pengetahuan tentang konsep untuk mengkaji gejala sosial.
ISD (ISD) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kedua -duanya mempunyai persamaan dan
perbedaan.
Adapun persamaan antara
keduanya adalah :
Ø Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk
kepentingan program
Ø pendidikan/pengajaran;
Ø Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri
sendiri;
Ø Keduanya mempunyai materi yang terdiri
dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
Perbedaan antara keduanya
adalah :
Ø ISD diberikan di Perguruan Tinggi, sedang
Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di
Ø Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan;
Ø ISD merupakan satu mata kuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan
Ø kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah
lanjutan);
Ø ISD diarahkan kepada pembentukan sikap
dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahua n
Ø Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan
ketrampilan intelektual.
Bahan pembelajaran ISD dapat
dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
a) Konsep sosial
dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang bertujuan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
b) Masalah
sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya
terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang memiliki suatu keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
c) Kenyataan
sosial yang ada dalam masyarakat secara
bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu, dan dalam kenyataannya kenyataan
sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu sosial, hal
tersebut dikarenakan adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut
pandangnya.
Keanekaragaman
dan konsep kesatuan sosial bertolak dari
konsep-konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan kita sadari
bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat:
Ø Persamaaan dan perbedaan pola pemikiran
dan pola tingkah laku baik secara indiv idual atau kelompok atau golongan.
Ø Persamaan dan perbedaan kepentingan, yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja-sama, kesetiakawanan antar
individu dan golongan.
8
2.2. Latar Belakang Ilmu
Sosial Dasar
Latar belakang diberikannya
mata kuliah ISD di perguruan tinggi yaitu banyaknya kritik yang ditujukan pada
sistem pendidikan Indonesia oleh sejumlah cendekiawan, terutama sarjana pendidikan,
sosial, dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau kolonial,
dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan
dari politik balas budi yang dianjurkan oleh
Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga
-tenaga terampil untuk menjadi "tukang -tukang" yang mengisi birokrasi
mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik, dan keahlian lain, deng an
tujuan mengeksploitasi kekayaan negara. Ternyata sekarang masih dirasakan
banyaknya tenaga ahli
yang berpengetahuan keahlian
khusus dan mendalam sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran
dan adanya komunikasi ilmiah antar disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan
berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.Latar belakang lainnya, sistem pendidikan kita menjadi
sesuatu yang "elite" bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab
dengan lingkungan masyarakat, dan tidak mengenali
dimensi-dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi
seolah -olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana "tukang" yang tidak mau peka
terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat. Pendidikan
tinggi hanya dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang
mempunyai seperangkat pengetahuan di
bidang tertentu saja.
Sedangkan
tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga
kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.
1. Kemampuan personal
Tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta
pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.
2. Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi
secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis, kritis,
sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan untuk mengedintifikasi dan merumuskan
masalah yang sedang dihadapi.
3. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang
profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan
dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.
Sejalan dengan harapan di
atas, Ilmu Sosial Dasar bertujuan untuk :
a. Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan
kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
b. Memahami dan menyadari kenyataan-kenyataan sosial
dan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat.
c. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan
tanggap ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
d. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan kita hanya dapat
mendekatinya serta mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
e. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang
ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka menanggulangi
masalah -masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
Peran ilmu sosial dasar
adalah:
Ø mempunyai pandangan tentang cara
bersosialisasi dengan masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih luas,
Ø menambah wawasan tentang hidup bermasyarakat
dengan baik
Ø lebih mengerti tentang keadaan alam dan
jalan pikiran manusianya,
Ø memahami ilmu sosial yang menunjang kehidupan
bersosialisasi,
Ø pandangan hidup selanjutnya menjadi lebih
terarah,
Ø mengetahui cara hidup sebagai mahluk
sosial,
Ø lebih mencintai alam dan mengerti arti
sejarah,
Ø menjadi lebih mengerti masalah yang
terjadi di masyarakat dan dapat membantu menyelesaikan
masalah sosial.
Ø dapat memanfaatkan ilmu-ilmu yang ada
dalam ilmu sosial dasar untuk kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat
Ø membangkitkan rasa ikut serta dalam menyelesaikan masalah sosial.
Ø memudahkan beradaptasi dengan lingkungan
masyarakat yang lebih luas
Ø membantu perkembangan cara pola pikir
dalam menyikapi masalah
2.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Ilmu Sosial Dasar
Ada
dua masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk mene ntukan ruang
lingkup pembahasan mata kuliah ilmu sosial dasar, yaitu :
a. Ada berbagai aspek pada kenyataan yang
merupakan suatu masalah sosial.
Biasanya, masalah sosial
dapat ditangggapi dengan pendekataan yang berbeda -beda oleh bidang-
bidang pengetahuan keahlian yang
berbeda-beda pula, baik
sebagai pendekatan
tersendiri, mapupun gabungan (antar bidang).
b. Adanya berbagai golongan dan kesatuan sosial
dalam masyarakat yang masing -masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola
pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi memilki banyak persamaan
kepentingan kebutuhan serta persamaaan dalam
pola-pola pemikran dan tingkah laku yang menyebabkanadanya pertentangan
maupun hubungan-hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.
ISD meliputi dua kelompok
utama; studi manusia dan masyarakat dan
studi lembaga-lembaga sosial. Kelompok yang
pertama terdiri atas psikologi,
sosiologi, dan antropologi, sedang kelompok yang kedua terdiri atas ekonomi dan
politik.
Sasaran studi
ISD adalah aspek-aspek yang paling dasar
yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud dari
padanya.Materi pembahasan dalam ISD terdiri atas masalah-masalah sosial.
Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita
dapat mengindentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep
sosial tert entu. Sehingga dengan
demikian bahan pelajaran ISD
dapat dibedakan ke dalam tiga pembahasan yaitu,Kenyataan-kenyataan sosial yang
ada dalam masyarakat, yang secara bersama -sama merupakan masalah sosial tertentu.
Kenyataan-kenyataan
sosial tersebut sering ditanggapi secara
berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang
disiplin ilmu atau sudut pandangannya. Dalam ISD kita menggunakan pendekatan
interdisiplin/multidisiplin.
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang
kenyataan-kenyataan sosial yang dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja
yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas
dalam Ilmu Pengetahuan sosial.
Sebagai
contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya konsep “keanekaragaman” dan kosep
“Kesatuan sosial”. Bertolak dari kedua konsep tersebut di atas, maka dapat kita
pahami dan sadari bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat :
a. Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola
tingkah laku, baik secara individual maupun kelompok/golongan
b. Persamaan dan perbedaan kepentingan. Persamaan
dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik,
kerjasama, dan
kesetiakawanan antar
individu/golongan.
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya
terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan
sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.Konsorsium Antar Bidang
telah menetapkan bahwa perkuliahan ISD terdiri dari 8 (delapan) pokok bahasan.
Dari kedelapan Pokok Bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan ISD diharapkan mempelajari
dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah
kependudukan dalam hubungannya dengan
perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
4. Masalah hubungan antara warga negara dan
negara.
5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan
derajat.
6. Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat
pedesaan.
7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan
integrasi.
8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
bagi kemakmuran dan kesejahteraanmasyarakat.
2.4. Masalah Sosial
Dalam
kehidupan manusia yang berstatus sebagai makhluk sosial, manusia selalu
dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena
masalah sosial telah terwujud sebagai hasil kebudayaan manusia itu sendiri,
sebagai akibat dari hubungan -hubungannya dengan sesama manusia lainnya.
Masalah-masalah
sosial pada setiap masyarakat berbeda satu sama lain karena adanya tingkat
perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya yang berbeda serta lingkungan
alamnya. Masalah-masalah tersebut terwujud sebagai: masalah sosial, masalah
moral, masalah politik, masalah agama dan masalah lainnya. Yang membedakan
masalah sosial dari masalah lainnya adalah masalah sosial selalu berkaitan
dengan nilai-nilai moral dan pranata sosial, serta selalu berkaitan dengan
hubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif tempat hubungan manusia
terwujud.Dengan demikian, suatu masalah
sosial terutama ditekankan pada adanya kondisi atau keadaan tertentu dalam
kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan
sosial tertentu sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, kebutuhan-kebutuhan sosial dan
kebutuhan-kebutuhan kejiwaan. Dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut, manusia menggunakan kebudayaan
sebagai model petunjuk dalam memanfaatkan lingkungan alam dan sosial masyarakat.
Membahas tentang ISD, sama halnya kita membahas
masalah sosial, karena dengan adanya ISD sebagai bekal pembelajaran, dapat
menyelesaikan masalah -masalah sosial. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang dapat
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan
antar unsur-unsur yang ada maka
dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial, seperti kegoyahan
dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat
terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita
yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial
dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga
yang memiliki kewen angan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah
sosial dapat dikategorikan menjadi empat jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi :
kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : perceraian,
kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : penyakit
menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis :
penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Masalah-masalah sosial muncul
sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap sebagai sesuatu yang menganggu
kesejahteraan hidup. Hal itu merangsang masyarakat untuk mengidentifikasi,
menganalisa, memahami dan memikirkan cara untuk mengatasinya. Sebelum kemunculan ahli-ahli ilmu sosial masyarakat, pihak yang peka terhadap masalah sosial adalah
ahli filsafat, pemuka agama,
ahli politik dan kenegaraan.Di samping
itu berbagai disiplin ilmu tergolong dalam ilmu -ilmu sosial seperti
antropologi,
sosiologi, politik, psikologi
sosial, komunikasi menjadikan masalah sosial sebagai ruang lingkup studi, tetapi pusat studinya bukanlah pada masalah
sosial namun pada usaha memahami hakikat
manusia menurut perspektif masing-masing
disiplin ilmu tersebut. Sedangkan masalah sosial dipandang sebagai
akibat dari proses perubahan sosial dan kebudayaan.
Sejumlah
ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nizbet (1961) Denzin (1973), Gerson (1969)
dan Brodly (1976) merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalah
-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan
manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga berbagai pemikiran yang secara
masuk akal dapat dipertanggung jawabkan yang berkenaan dengan usaha -usaha
untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat
dikembangkan.
Pengertian
masalah sosial menurut masyarakat
adalah segala sesuatu yang menyangkut
kepentingan umum adalah masalah sosial. Menurut para ahli, masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan dalam
masyarakat yang berdasarkan atas studi
serta mempunyai sifat yang dapat
menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh: pedagang kaki lima
menurut definisi umum bukanlah masalah sosial karena merupakan upaya mencari
nafkah, dan pelayanan warga pada taraf hidup tertentu. Tetapi bagi perencana
kota merupakan sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan. Dengan demikian
suatu masalah bisa digolongkan sebagai masalah sosial oleh ahli belum tentu
dianggap masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah yang dianggap
masalah
sosial oleh umum tetapi tidak
oleh ahli.
Batasan mengenai masalah
sosial ditegaskan oleh Leslie (1974) yang mendefinisikan bahwa masalah sosial
sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian warga
masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai, dan karenanya
dirasakan perlu untuk diatasi atau diperbaiki.Berdasarkan pengertian di atas,
pengertian masalah sosial ini terutama ditekankan pada adanya kondisi atau
keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan.
Kondisi atau keadaan sosial tertentu
tersebut sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha
untuk memenuhi kebutuhan jasmaniahnya (misalnya manusia harus makan, minum,
buang air, bernapas, mengadakan hubungan seksual, dan sebagainya),kebutuhan-kebutuhan
sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk
mencegah berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan -kebutuhan kejiwaan
(butuh merasakan aman dan tenteram, cinta kasih dan sayang, dan
sebagainya).Dalam usaha untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model
petunjuk dalam berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosial di masyarakat. Perwujudan
ini merupakan perwujudan suatu kondisi di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat.
Kondisi tersebut bukan sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses
perubahan.
ISD
menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan
masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan. Dengan menggunakan kacamata
obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan hakikat manusia dan
masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan. Sedangkan
menurut kacamata subyektif
masalah yang dibahas akan
dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan.
Diharapkan
dengan gabungan kacamata obyektif dan
subyektif ini, akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial
yang disertai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai warga
masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Drs., Ir. Nur
Hidayati, IAD-ISD-IBD untuk UIN, STAIN, PTAIS, Pustaka Setia, Bandung, 2009.
http://khabibmuafi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar