Sabtu, 01 Desember 2012

1. PENGENALAN ILMU SOSIL DASAR




Pengenalan Ilmu Sosial Dasar (ISD)

Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan studi analisis atas aneka fenomena sosial masyarakat dengan segala dinamika dan implikasinya dari sudut pandang kajian dasar falsafah keilmuan.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan  terciptanya  berbagai aturan dan norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Dalam berbagai keterciptaan itulah ilmu pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan.

Ilmu Sosial Dasar (ISD) membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya. Hubungan ini dapat diwujudkan  melalui kenyataan sosial dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik perhatiannya. Dengan demikian Ilmu Sosial Dasa r memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep -konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial  dapat ditingkatkan. Ilmu sosial bukanlah su atu bidang keahlian ilmu-ilmu sosial tertentu, seperti politik, antropologi dan sebagainya, tetapi menggunakan pengertian-pengertian  yang  berasal dari berbagai bidang ilmu sosial seperti ilmu politik, sosiologi, sejarah dan sebagainya.

llmu Sosial Dasar  bukan  merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan,
karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.

Ilmu Sosial Dasar juga bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengemb angkan suatu penelitian sebagaimana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau p rogram  pengerjaan yang khusus
dirancang untuk kepentingan pendidikan/pengajaran yang di Indonesia diberikan di Perguruan Tinggi.  Dengan kata lain,  mata kuliah Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnyaSebelumnya perlu diketahui bahwasanya sumber dari segala ilmu pengetahuan adalah Philoshopia (filsafat). Dari filsafat tersebut lahir 3 cabang ilmu pengetahuan, yaitu :
1.  Ilmu alamiah, yaitu  ilmu yang mempelajari tentang alam, yang berhubungan
lingkungan alam seperti fisika, kimia, biologi,  astronomi, botani dll.  Ilmu-ilmu alamiah
bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan
hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk
menentukan suatu kualitas.

2.  Ilmu Sosial, yaitu  ilmu yang mempelajari sosial manusia di lingkungan sekitar seperti
sosiologi, ekonomi, politik, antropologi sejarah, psikologi, geogrofi dll.  Ilmu-ilmu sosial
bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan
antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman
dari ilmu-ilmu alamiah.
3.  Ilmu budaya, yaitu  ilmu yang mempelajari adat istiadat atau kebiasaan hidup manusia
di suatu wilayah seperti bahasa,  agama, kesusastraan, kesenian dll.  Ilmu budaya
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Dalam perkembangannya,  ilmu sosial  melahirkan paham studi  sosial yang disebut ilmu
pengetahuan sosial. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata
pelajaran sosial. Yang termasuk  dalam  pelajaran IPS yaitu geografi, sejarah, ekonomi,
sosiologi, antropologi dll.

Ilmu Sosial Dasar (ISD) sendiri  adalah gabungan dari disiplin ilmu sosial yang digunakan
dalam pendekatan dan pemecahan masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar kita. ISD
memberikan dasar – dasar pengetahuan tentang konsep untuk mengkaji gejala sosial.
ISD (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kedua -duanya mempunyai persamaan dan
perbedaan.
Adapun persamaan antara keduanya adalah :
Ø Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program
Ø pendidikan/pengajaran;
Ø Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri;
Ø Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan   masalah sosial.
Perbedaan antara keduanya adalah :
Ø ISD diberikan di Perguruan Tinggi, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di
Ø Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan;
Ø ISD merupakan satu mata   kuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
Ø kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan);
Ø ISD diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahua n
Ø Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.
Bahan pembelajaran ISD dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
a) Konsep sosial  dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang bertujuan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
b)  Masalah sosial  yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang memiliki suatu keterkaitan antara satu dengan yang lain.
c)  Kenyataan sosial  yang ada dalam masyarakat secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu, dan dalam kenyataannya kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu sosial, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya.

Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak dari  konsep-konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan kita sadari bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat:
Ø  Persamaaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara indiv idual atau kelompok atau golongan.
Ø  Persamaan dan perbedaan kepentingan,  yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja-sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
8
2.2. Latar Belakang Ilmu Sosial Dasar
Latar belakang diberikannya mata  kuliah ISD di perguruan tinggi  yaitu banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan Indonesia oleh sejumlah cendekiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial, dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh  Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga -tenaga terampil untuk menjadi "tukang -tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik, dan keahlian lain, deng an tujuan mengeksploitasi kekayaan negara. Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli
yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan  adanya komunikasi ilmiah antar  disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks.Latar belakang  lainnya, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang "elite" bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat,  dan  tidak mengenali
dimensi-dimensi lain di  luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah -olah menara gading yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana  "tukang" yang tidak mau peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat. Pendidikan tinggi  hanya  dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan  di bidang tertentu saja.


Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.
1. Kemampuan personal
Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.
2. Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan untuk mengedintifikasi dan merumuskan masalah yang sedang dihadapi.
3. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.

Sejalan dengan harapan di atas, Ilmu Sosial Dasar bertujuan untuk :
a.  Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
b.  Memahami dan menyadari kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat.
c.  Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
d.  Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan kita hanya dapat mendekatinya serta mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
e.  Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka menanggulangi masalah -masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Peran ilmu sosial dasar adalah:
Ø mempunyai pandangan tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih luas,
Ø menambah wawasan tentang hidup bermasyarakat dengan baik
Ø lebih mengerti tentang keadaan alam dan jalan pikiran manusianya,
Ø memahami ilmu sosial yang menunjang kehidupan bersosialisasi,
Ø pandangan hidup selanjutnya menjadi lebih terarah,
Ø mengetahui cara hidup sebagai mahluk sosial,
Ø lebih mencintai alam dan mengerti arti sejarah,
Ø menjadi lebih mengerti masalah yang terjadi di masyarakat dan dapat membantu menyelesaikan masalah sosial.
Ø dapat memanfaatkan ilmu-ilmu yang ada dalam ilmu sosial dasar untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
Ø membangkitkan rasa ikut serta dalam menyelesaikan masalah sosial.
Ø memudahkan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas
Ø membantu perkembangan cara pola pikir dalam menyikapi masalah

2.3. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Sosial Dasar
Ada dua masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk mene ntukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ilmu sosial dasar, yaitu :
a.  Ada berbagai aspek pada kenyataan yang merupakan suatu masalah sosial.
Biasanya, masalah sosial dapat ditangggapi dengan pendekataan yang berbeda -beda  oleh bidang-  bidang pengetahuan  keahlian yang berbeda-beda pula, baik
sebagai pendekatan tersendiri, mapupun gabungan (antar bidang).
b.  Adanya berbagai golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing -masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi memilki banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaaan dalam  pola-pola pemikran dan tingkah laku yang menyebabkanadanya pertentangan maupun hubungan-hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.
ISD meliputi dua kelompok utama;  studi manusia dan masyarakat  dan  studi lembaga-lembaga  sosial.  Kelompok yang  pertama  terdiri atas psikologi, sosiologi, dan antropologi, sedang kelompok yang kedua terdiri atas ekonomi dan politik.
Sasaran  studi  ISD adalah aspek-aspek  yang  paling dasar  yang  ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud dari padanya.Materi  pembahasan dalam  ISD terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tert entu. Sehingga dengan
demikian bahan pelajaran ISD dapat dibedakan ke dalam tiga pembahasan yaitu,Kenyataan-kenyataan sosial  yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama -sama merupakan masalah sosial tertentu.


Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering  ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya. Dalam ISD kita menggunakan pendekatan interdisiplin/multidisiplin.

 Konsep-konsep sosial  atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial yang  dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan sosial.

Sebagai contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya konsep “keanekaragaman” dan kosep “Kesatuan sosial”. Bertolak dari kedua konsep tersebut di atas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat :
a.  Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku, baik secara individual maupun kelompok/golongan
b.  Persamaan dan perbedaan kepentingan. Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerjasama, dan
kesetiakawanan antar individu/golongan.

 Masalah-masalah sosial  yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.Konsorsium Antar Bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan ISD terdiri dari 8 (delapan) pokok bahasan. Dari kedelapan Pokok Bahasan tersebut maka ruang  lingkup perkuliahan ISD diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan    perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2.   Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3.   Masalah pemuda dan sosialisasi.
4.   Masalah hubungan antara warga negara dan negara.
5.   Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
6.   Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7.   Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
8.   Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraanmasyarakat.




2.4. Masalah Sosial
Dalam kehidupan manusia yang berstatus sebagai makhluk sosial, manusia selalu dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena masalah sosial telah terwujud sebagai hasil kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan -hubungannya dengan sesama manusia lainnya.

Masalah-masalah sosial pada setiap masyarakat berbeda satu sama lain karena adanya tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya yang berbeda serta lingkungan alamnya. Masalah-masalah tersebut terwujud sebagai: masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah agama dan masalah lainnya. Yang membedakan masalah sosial dari masalah lainnya adalah masalah sosial selalu berkaitan dengan nilai-nilai moral dan pranata sosial, serta selalu berkaitan dengan hubungan manusia dan dengan konteks-konteks normatif tempat hubungan manusia terwujud.Dengan demikian, suatu  masalah sosial terutama ditekankan pada adanya kondisi atau keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, kebutuhan-kebutuhan sosial dan kebutuhan-kebutuhan kejiwaan. Dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan tersebut,  manusia menggunakan kebudayaan sebagai model petunjuk dalam memanfaatkan lingkungan alam dan sosial masyarakat.

Membahas  tentang ISD, sama halnya kita membahas masalah sosial, karena dengan adanya ISD sebagai bekal pembelajaran, dapat menyelesaikan masalah -masalah sosial. Menurut Soerjono Soekanto,  masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang  dapat  membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antar  unsur-unsur yang ada  maka  dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial, seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewen angan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi empat jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Masalah-masalah sosial muncul sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap sebagai sesuatu yang menganggu kesejahteraan hidup. Hal itu merangsang masyarakat untuk mengidentifikasi, menganalisa, memahami dan memikirkan cara untuk mengatasinya. Sebelum kemunculan  ahli-ahli ilmu sosial masyarakat, pihak  yang peka terhadap masalah sosial  adalah
ahli filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.Di  samping itu berbagai disiplin ilmu tergolong dalam ilmu -ilmu sosial seperti antropologi,
sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi menjadikan masalah sosial sebagai ruang lingkup studi,  tetapi pusat studinya bukanlah pada masalah sosial  namun pada usaha memahami hakikat manusia menurut perspektif masing-masing  disiplin ilmu tersebut. Sedangkan masalah sosial dipandang sebagai akibat dari proses perubahan sosial dan kebudayaan.

Sejumlah ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nizbet (1961) Denzin (1973), Gerson (1969) dan Brodly (1976) merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalah -masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggung jawabkan yang berkenaan dengan usaha -usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.

Pengertian masalah sosial  menurut masyarakat adalah  segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial. Menurut para ahli,  masalah sosial  adalah suatu kondisi atau perkembangan dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi   serta  mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh: pedagang kaki lima menurut definisi umum bukanlah masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah, dan pelayanan warga pada taraf hidup tertentu. Tetapi bagi perencana kota merupakan sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan. Dengan demikian suatu masalah bisa digolongkan sebagai masalah sosial oleh ahli belum tentu dianggap masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah yang dianggap masalah
sosial oleh umum tetapi tidak oleh ahli. 

Batasan mengenai masalah sosial ditegaskan oleh Leslie (1974) yang mendefinisikan bahwa masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai, dan karenanya dirasakan perlu untuk diatasi atau diperbaiki.Berdasarkan pengertian di atas, pengertian masalah sosial ini terutama ditekankan pada adanya kondisi atau keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan  sosial tertentu tersebut sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmaniahnya (misalnya manusia harus makan, minum, buang air, bernapas, mengadakan hubungan seksual, dan sebagainya),kebutuhan-kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk mencegah berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan -kebutuhan kejiwaan (butuh merasakan aman dan tenteram, cinta kasih dan sayang, dan
sebagainya).Dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model petunjuk dalam berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosial di masyarakat. Perwujudan ini merupakan perwujudan suatu kondisi di mana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi tersebut bukan sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses perubahan.

ISD menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan. Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan hakikat manusia dan masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan. Sedangkan menurut kacamata subyektif
masalah yang dibahas akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan.

Diharapkan dengan gabungan  kacamata obyektif dan subyektif ini, akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.





DAFTAR PUSTAKA

Mawardi, Drs., Ir. Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD untuk UIN, STAIN, PTAIS, Pustaka Setia, Bandung, 2009.
http://khabibmuafi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar